Yayasan Dwijendra meyadnyakan program aplikasi Bali Simbar 2021 kepada Gubernur Bali Wayan Koster guna mendukung kebijakan pemerintah membumikan aksara Bali sebagai diatur dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
Demikian disampaikan oleh Ketua Yayasan Dwijendra Dr. I Ketut Wirawan, S.H. M.Hum.,didampingi Rektor Dwijendra University Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc. M.MA., saat menemui Gubernur Koster di kediaman Jaya Sabha, Rabu pagi (10/3/2021).
Dikatakan seiring dengan visi Yayasan Dwijendra yang didirikan sejak tahun 1953, yaitu “menginsafkan dan memberikan penerangan-penerangan berkenaan dengan soal-soal agama, terutama Agama HINDU Bali kepada pemeluk-pemeluknya dan kebudayaan beserta kesusastraannya”, maka sudah menjadi kewajiban Yayasan Dwijendra untuk melakukan berbagai kegiatan yang mengarah pada perwujudan atau pencapaian visi tersebut.
“Yayasan Dwijendra harus dapat menghasilkan sumber daya manusia Hindu yang unggul sesuai dengan harapan Bapak Gubernur Bali,” kata Wirawan yang juga mantan Rektor Dwijendra University itu.
Wirawan menambahkan bahwa beberapa ciri SDM unggul tersebut adalah beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia atau berbudi pekerti luhur, menguasai ilmu pengetahuan teknologi serta ketrampilan, menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kesenian (daerah & internasional), mempunyai kepedulian terhadap Tri Hita Karana, Bangsa & Negara, dan berdaya saing baik secara lokal, nasional maupun internasional.
Gubernur Bali Wayan Koster memberikan dorongan kepada Yayasan Dwijendra agar semakin memperkuat nilai-nilai Budaya Hindu Bali di dalam membangun Bali yang semakin kuat dan unggul.
Yayasan Dwijendra juga diharapkan untuk menjadikan sumber daya manusia Bali memiliki daya kompetitif yang semakin tinggi di dalam memenangkan persaingan baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional, imbuhnya.
Gubernur Koster juga mengingatkan kepada kita bersama agar umat Hindu semakin meningkatkan pengetahuan tentang agama, kebudayaan dan kesusastraan (Hindu) dan tata kehidupan yang baik, yang salah satunya melalui kecintaannya terhadap aksara Bali dan melestarikannya.
Pada pertemuan tersebut, Rektor Dwijendra University Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc. M.MA., juga menyerahkan dua buah buku kepada Gubernur Bali yang berkenaan dengan pertanian sebagai salah satu asset budaya Bali.
Buku tersebut berjudul “Menghentikan Kepunahan Subak di Bali” dan “Korek Api: Gagasan Membangun Pertanian.” (wid)
Berita ini telah terbit pada laman balinetizen.com